ANDI PENGUSAHA SUKSES DIBIDANG KECANTIKAN
Andi, Pengusaha Sukses Produk Kecantikan
MedanBisnis - Surabaya. Siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, ternyata Andi Sufariyanto adalah seorang pengusaha yang sukses. Andi tak lain adalah seorang CEO dari Adila Group, di mana salah satu bidang yang dibawahinya adalah sebuah produk kecantikan dengan dengan brand �Pourvous Natural Body Care�.
Didirikan di Surabaya, Indonesia, Pourvous mempersembahkan serangkaian produk-produk perawatan tubuh alami dan halal dengan sentuhan modern untuk memenuhi kebutuhan kecantikan. Dan kini, seluruh produk Pourvous telah dilengkapi dengan berbagai sertifikasi yang menunjukkan kualitas dan kesungguhan kami dalam memproduksi produk kecantikan kelas dunia.
Seperti dikutip dari situs info wirausaha kemarin, layaknya kisah-kisah sukses lainnya yang penuh liku-liku perjuangan, tidak mudah pula seorang Andi bisa menjadi pria muda nan mapan seperti yang telah ia capai sekarang, karena kesuksesan bisnisnyapun dibangun melalui pondasi-pondasi wirausaha yang kuat yang telah ia alami sejak masih dibangku kuliah.
Pria kelahiran Padang, 8 Juli 1981 ini sesungguhnya lahir dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang pejabat BUMN. Justru naluri usahanya muncul ketika merantau di Surabaya untuk mengambil pendidikan D3 jurusan mesin di Institut Teknologi Surabaya, jauh dari orangtua membuat Andi sadar kalau ia harus mendapatkan penghasilan sendiri. Bisnis pertamanya ia bangun ditahun pertamanya menginjak bangku kuliah, yaitu membangun usaha jual beli handphone bekas. Tak lama kemudian, ia juga membuka jasa servis handphone yang bekerja sama dengan beberapa rekan kampusnya. Sayang, usaha servis tersebut harus tutup karena kurangnya pelanggan.
Selain dua bisnis tersebut, Andi juga pernah mencoba beberapa usaha lain, yakni jasa cuci mobil, bisnis software, aksesoris, desain, dan menjual barang serba lima ribu rupiah. Sampai pada suatu kesempatan, Andi bertemu dengan seseorang yang membutuhkan produk perawatan untuk pernikahannya. Andi yang kebetulan punya kenalan yang bisa membuat produk tersebut.
Menyadari peluang bisnis kosmetik sangat besar, maka pria penggemar rujak cingur itu tak ragu mengeluarkan modal besar untuk membangun bisnis itu. Produk yang dia namakan �Pourvous� (kata yang berbahasa Prancis, artinya: untuk kamu). Beberapa produk yang diciptakan adalah firming series, shower gel, aromatic pillow, dan lain-lain. Terbukti, dalam kurun tiga tahun, jumlah produksi untuk satu varian mencapai 2.000 per bulannya dengan jangkauan distribusi hampir di seluruh kota di Indonesia.
Kesuksesan tersebut membuat pria yang kini berusia 32 tahun itu membangun sebuah grup bisnis yang dinamakan �Adila Group�. Grup ini juga menaungi beberapa usaha, yaitu garmen, usaha investasi, pengelolaan properti, dan virtual office. Hebatnya ia mencapai semua ini diusia yang kala itu masih 28 tahun. Finalis �Wirausaha Muda Mandiri� tahun 2008 ini sendiri menargetkan untuk �pensiun� diusia 33 tahun. Artinya, ia tinggal memiliki 1 tahun lagi untuk mengembangkan bisnisnya ini sebelum impian tercapai.
MedanBisnis - Surabaya. Siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, ternyata Andi Sufariyanto adalah seorang pengusaha yang sukses. Andi tak lain adalah seorang CEO dari Adila Group, di mana salah satu bidang yang dibawahinya adalah sebuah produk kecantikan dengan dengan brand �Pourvous Natural Body Care�.
Didirikan di Surabaya, Indonesia, Pourvous mempersembahkan serangkaian produk-produk perawatan tubuh alami dan halal dengan sentuhan modern untuk memenuhi kebutuhan kecantikan. Dan kini, seluruh produk Pourvous telah dilengkapi dengan berbagai sertifikasi yang menunjukkan kualitas dan kesungguhan kami dalam memproduksi produk kecantikan kelas dunia.
Seperti dikutip dari situs info wirausaha kemarin, layaknya kisah-kisah sukses lainnya yang penuh liku-liku perjuangan, tidak mudah pula seorang Andi bisa menjadi pria muda nan mapan seperti yang telah ia capai sekarang, karena kesuksesan bisnisnyapun dibangun melalui pondasi-pondasi wirausaha yang kuat yang telah ia alami sejak masih dibangku kuliah.
Pria kelahiran Padang, 8 Juli 1981 ini sesungguhnya lahir dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang pejabat BUMN. Justru naluri usahanya muncul ketika merantau di Surabaya untuk mengambil pendidikan D3 jurusan mesin di Institut Teknologi Surabaya, jauh dari orangtua membuat Andi sadar kalau ia harus mendapatkan penghasilan sendiri. Bisnis pertamanya ia bangun ditahun pertamanya menginjak bangku kuliah, yaitu membangun usaha jual beli handphone bekas. Tak lama kemudian, ia juga membuka jasa servis handphone yang bekerja sama dengan beberapa rekan kampusnya. Sayang, usaha servis tersebut harus tutup karena kurangnya pelanggan.
Selain dua bisnis tersebut, Andi juga pernah mencoba beberapa usaha lain, yakni jasa cuci mobil, bisnis software, aksesoris, desain, dan menjual barang serba lima ribu rupiah. Sampai pada suatu kesempatan, Andi bertemu dengan seseorang yang membutuhkan produk perawatan untuk pernikahannya. Andi yang kebetulan punya kenalan yang bisa membuat produk tersebut.
Menyadari peluang bisnis kosmetik sangat besar, maka pria penggemar rujak cingur itu tak ragu mengeluarkan modal besar untuk membangun bisnis itu. Produk yang dia namakan �Pourvous� (kata yang berbahasa Prancis, artinya: untuk kamu). Beberapa produk yang diciptakan adalah firming series, shower gel, aromatic pillow, dan lain-lain. Terbukti, dalam kurun tiga tahun, jumlah produksi untuk satu varian mencapai 2.000 per bulannya dengan jangkauan distribusi hampir di seluruh kota di Indonesia.
Kesuksesan tersebut membuat pria yang kini berusia 32 tahun itu membangun sebuah grup bisnis yang dinamakan �Adila Group�. Grup ini juga menaungi beberapa usaha, yaitu garmen, usaha investasi, pengelolaan properti, dan virtual office. Hebatnya ia mencapai semua ini diusia yang kala itu masih 28 tahun. Finalis �Wirausaha Muda Mandiri� tahun 2008 ini sendiri menargetkan untuk �pensiun� diusia 33 tahun. Artinya, ia tinggal memiliki 1 tahun lagi untuk mengembangkan bisnisnya ini sebelum impian tercapai.
Komentar
Posting Komentar